ISU yang menarik adalah program Walikota Bandung, Oded M Danial akan memberikan anak ayam secara gratis bagi anak-anak di ibukota Provinsi Jawa Barat ini. Tak pelak lagi, sikap pro-kontra sulit dibendung. Banyak sih…yang menilai program yang tidak patut. Masa iya hari gini… anak zaman now harus memelihara anak ayam?
SAYA jujur tidak kenal dengan mang Oded, apalagi akrab. Hanya mengenal lewat media sosial dan media mainstream, saya ingin mendukung program wali kota, yaitu memberikan anak ayam secara cuma-cuma kepada anak seusia SD dan SMP bisa dilaksanakan. Silakan banyak orang menilai nora atau “kampungan” dengan dengan alasaan berbagai risiko yang bakal muncul di kemudian hari. Sebut saja menambah korotoran tahi ayam (ti kotok) atau berisiko akan penyakit flu burung.
Menurut saya, ini program yang semestinya diacungi jempol. Bersahaja, tapi bisa mengena di saat melesatnya kemajuan teknologi yang serba digital, serba mudah, instan. Orang menjadi lupa yang seharusnya berproses yang bisa mendidik jiwa dan pikirannya. Di sinilah perlunya program penyeimbang.
Menurut Mang Oded bahwa program pemberian Day Old Chicken (DOC) atau anak ayam banyak manfaatnya. Sebut saja bisa memberikan pengetahuan serta melembutkan hati karena menyayangi hewan, khsususnya ayam. Oleh sebab itulah, Pemkot Bandung dikabarkan sudah memesan 1000 anak ayam akan segera didistribusikan sebagai prioritas di Ujungberung dan Gedebage pada 15 November ini.
Mereka yang akan memperoleh anak ayam, terlebih dahulu akan diberi edukasi atau pelatihan bagaimana cara merawat ayam-ayam tersebut nantinya. Sedangkan untuk pelajar perempuan akan diberikan edukasi untuk urban farming, yaitu masing-masing rumah menanam 5 pohon cabe rawit.
Mang Oded mengharapkan program tersebut bisa membuat anak-anak Kota Bandung lebih berkarakter. Filosofinya seperti itu, bukan semata agar anak-anak bisa teralihkan dengan gadgetnya saja. Apalagi ini merupakan kegiatan positif bagi anak-anak di kemudian hari.
Program ini juga akan membentuk karakter anak dari sisi jiwa enterpreuner-nya. Umpanya harga anak ayam Rp6.000, tiga bulan kemudian harganya jadi Rp25.000. Dengan contoh seperti itu anak-anak akan mudah terbentuk pemikiran positifnya. Melalui program ini juga bisa membantu mengurangi sampah, seperti sisa nasi agar tidak terbuang percuma, diberikan untuk ayam-ayam tersebut.
Hatur nuhun atas dimuatnya pandangan saya ini. Dan Bravo untuk Wali Kota Bandung.
Wawan, Pagarsih Bandung