BISNIS BANDUNG — Ketua Asosiasi Industri Kecil Menengah Agro Kota Bandung, Nia Kurniasih mengemukakan, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), Usaha Kecil Menengah di Kota Bandung pada tahun 2017 sebanyak 300.000. Tahun 2018, UKM terindikasi tumbuh positif. Semua sektor mengalami peningkatan, indikatornya dengan banyak munculnya UKM baru.
Dikemukakan Nia, penjualan produk dari anggota AIKMA Kota Bandung rata- rata mengalami peningkatan. Omset pelaku usaha anggota AIKMA dihitung dari jumlah anggota yang aktif lebih kurang 100 pelaku usaha, bisa mencapai Rp 500 juta/bulan.
Disamping itu Nia menyebut , adanya faktor penyebab turunnya omset sebuah produk , yakni karena konsumen merasa bosan. Meski demikian, anggota AIKMA memiliki inovasi untuk mengatasi menurunnya omzet dengan cara saling memberikan ide-ide dan inspirasi dalam membuat produk yang lebih variatif, baik dari bahan bakunya, variasi rasa, bentuk, atau kemasannya. “Kami selalu yakin dengan prospek. Tergantung pada produsen bagaimana menangkap sebuah peluang besar yang menuntut kreatifitas dalam untuk mengembangkan produk agar semua anggota AIKMA maju dan berkembang. Seperti dalam mengembangkan produk makanan tidak pernah terganggu musim. ”Permintaan tertinggi produk makanan akan terjadi saat Hari Raya Idul Fitri dan turun pasca Idul Fitri. Tapi tidak semua jenis makanan omzetnya turun, karena untuk produk-produk tertentu tetap stabil ,” ujar Nia.
Menjelang Idul Fitri, pelaku usaha kuliner yang bergerak disektor makanan kering, biasanya melakukan stock dua bulan sebelum Idul Fitri. Banyaknya permintaan tidak pernah mempengaruhi harga. Naik turunnya harga disesuaikan dengan kenaikan harga bahan pokok atau kemasan. Pelaku usaha yang tergabung kedalam AIKMA Kota Bandung, jarang mengadakan promo. Anggota AIKMA tidak pernah perang harga. Pelaku usaha anggota AIKMA benar-benar menjual sesuai standar kualitas produk masing-masing , sesuai bahan baku dan kemasan. Harapannya menargetkan kenaikan transaksi di atas 20% / tahun.”Kami tidak pernah berupaya bagaimana meningkatan daya beli konsumen. . Yang kami lakukan adalah menjaga loyalitas konsumen terhadap produk kami dengan menjaga standar rasa dan keamanan mutu produk,”tutur Nia.
Dikemukakan Nia , AIKMA Kota Bandung tidak melakukan pengawasan terhadap pendistribusian dan kualitas produk. AIKMA sebagai sebuah asosiasi hanya saling mengingatkan atau berbagi pengalaman di antara anggota bagaimana pendistribusian produk yang aman, bagaimana menjaga kualitas produk dan memperhatikan masa kadaluarsa produk.
Nia Kurniasih menyebut , banyak i program dan fasilitas dari pemerintah yang dikhususkan bagi pelaku UKM , mulai dari pelatihan, manajemen, keuangan, pemasaran, fasilitasi kemasan, pelatihan untuk peningkatan mutu produk dan keamanan mutu produk. (E-018)***